Sanggarudang??
Apakah Sanggarudang itu?? Kata itu cukup membuat dahi kita berkernyit. Sebuah kata yang cukup unik dan menarik perhatian. ”Sanggarudang”, apakah itu sanggarnya para udang?? atau mungkin salah satu sanggar senam?? Atau jangan-jangan sanggar tari?? Namun smua pertanyaan-pertanyaan di atas akan kita ketahui jawabannya sebentar lagi.
Sebelumnya izinkanlah saya memperkenalkan diri saya dulu. Nama saya Ali Abdolmohammadi, kampung saya terletak di Sipangko, Padangsidempuan (Sumatra Utara, Tapanuli Selatan) dan saya adalah seorang pelajar yg merantau ke negri tetangga, yaitu Malaysia. Namun, keluarga saya hidup dan tinggal di Jakarta. Saya lahir di keluarga Islam yang tiap tahun merayakan hari raya idul fitri di kampung halaman. Biasanya tiap tahun saya berangkat ke kampung bersama-sama keluarga. Namun pada idul fitri di tahun 2007 tahun muharram, ada sedikit hal yang berbeda dan cukup menarik dengan petualangan saya yang berhubungan dengan ”kata unik” tersebut.
Pada tahun 2007, seorang mahasiswa yang mengejar harapannya melalui salah satu Univ. Swasta di negri Malaysia, tepat di bulan ramadhan. Ketika itu, hujan rintik-rintik. (Loh??) bukan itu maksudnyaa. Jadi ketika itu, sebut saja dia si gagah nan tampan (karena memang dia begitu adanya, hahhaa...), masih memiliki semangat pulang kampung yang tinggi, dengan ditemani sifat yg sedikit mulia (ingin bersilaturrahmi k sanak saudara). Maka si gagah nan tampan menguatkan tekad untuk pulang kampung!! Namun apa yg terjadi?? Ada sedikit masalah, kerena waktu dan tempat yg tidak memungkinkan, maka dia tidak bisa berangkat bersama2 dengan keluarga seperti tahun2 sebelumnya. Namun, berhubung dia sadar akan kegagahan dan ketampanan dirinya. Tekad dia tetap kuat! Apapun yg terjadi, asal bukan tsunami, dia meyakinkan dirinya untuk tetap ingin merayakan idul fitri di kampung halaman!!
Hari keberangkatanpun akhirnya tiba, tepatnya 2 hari sebelum hari raya Idul Fitri. sesuai prediksi, berhubung perjalanan kurang persiapan. Maka kata2 perjalananpun dirubah menjadi petualangan. Ckckck.. nasib.. ya nasib. Namun tekad sudah bulat, nasipun sudah menjadi bubur, dan abang2 buburnyapun sudah pergi, dan kitapun sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi, selain menikmati petualangan yang tak terprediksi.
Terbang ke kota Pekan baru dari Melaka airport bersama seorang teman yang kemungkinan dia tidak ingin namanya dipaparkan dsini. Tapi sebut saja dia Jefry (bukan nama sebenarnya), dia memang asli putra daerah. Kampungnya di aer molek, namun dia memiliki rumah di Pekan baru. Pada hari raya tahun itu, keluarganya sudah menanti dia di kota pekan baru, dan akan berangkat ke kampung halaman mereka sehari setelah kami sampai di pekan baru dengan menggunakan mobil pribadi mereka. Si gagah nan tampan pun memiliki plan yang serupa tapi tak sama, sehari sesampainya sai gagah nan tampan di pekan baru, dia menginap dirumah Jefry, dan keesokan harinya barulah dia berangkat ke kampung halamannya, bedanya dia tidak menggunakan mobil pribadi, dan berangkat tanpa persiapan yg jelas. Ada 1 pertanyaan yg cukup bagus, lalu naik apakah si gagah nan tampan ke kampung halamannya?? Naik ojek kah?? Bukan!! naik getekkah?? Juga bukan! tidak lain dan tidak bukan, dia berangkat menggunakan ”Sanggarudang”.
Apakah ”Sanggarudang” itu?? Mengapa kata itu sangat spesial di hati si pemuda yang gagah nan tampan itu? Sampai-sampai kata itu diberikan tanda kutip olehnya. Aslinya, Sanggarudang adalah nama anak dari sebuah gunung yaitu gunung lubuk raya yang terdapat di angkola julu, tapanuli selatan. Namun Sanggarudang yang si gagah nan tampan gunakan untuk berangkat ke Padang Sidempuan tentu bukanlah anak gunung tersebut, karena itu jadinya bukanlah pulang kampung, melainkan naik gunung! Sanggarudang yang dimaksud adalah nama dari sebuah jasa angkutan umum yang akan mengantarkan si gagah nan tampan dari kota Pekan Baru-Padang Sidempuan. Sedikit gambaran, kendaraan ini berbentuk bus, lebih tepatnya mirip seperti metro-mini atau kopaja yang ada di ibukota Jakarta.
Si gagah nan tampan di antar oleh Jefry ke bus station kurang lebih jam 14:00, dan waktu keberangkatan yg tertera di tiket yaitu pukul 15.00. saat itu, hati masih merasa tenang. karena merasa kurang lebih 1 jam lagi, maka si gagah nan tampan akan berangkat ke kampung halaman dengan sehat dan selamat.
Singkat cerita, waktu telah menunjukkan pukul 14.50an, tapi mengapa tidak ada tanda-tanda akan adanya keberangkatan?? Wallahualam.. si gagah nan tampan masih berfikir positif, yaa.. namanya jg indonesia, maklum kalau terlambat-terlambat setengah jam, pikirnya. Namun, setengah jam pun berlalu, tapi tanda-tanda kehidupanpun belum nampak sedikitpun. Hatinya menjadi gundah gulana, dan sepi sunyi tanpa kawan. Dia lihat sekelilingnya, hanya beberapa orang saja yg hadir, mungkin hanya 4 orang termasuk dirinya sendiri. Dia lihat satu persatu perawakan dari mereka, 1 orang berpenampilan seperti preman, dan 2 orang lagi berpenampilan layaknya anak pesantren yang saling berbincang (tapi muka mereka sudah tua, mungkin bukan anak pesantren, tapi mas-mas pesantren lebih tepatnya!).
Hati si gagah nan tampan semakin gundah, hati kecilnya ingin complain, tapi bingung mau complain kmana?! Karena tidak mau terjebak lama di kesendirian, maka dia berusaha mencari tahu tentang keberadaan bus yg bernama ”Sanggarudang” ini. Jangan2 bus ini batal berangkat dan hanya ada dalam cerita dongeng? Atau malah saya yang salah terminal!! Maka dengan sedikit keberanian dan banyak kemaluan(??!), si gagah nan tampan mencoba memberanikan diri untuk berbasa-basi dengan salah 1 dari mereka. Hatinya cukup bingung pilih yang mana, haruskah kupilih sang preman, ataukah mas-mas pesantren untuk berbincang?? Cukup lama dia mempertimbangkan hal itu, maka tibalah saat untuk memberikan kepastian yang tertunda! Hallah.. dan indonesia akhirnya memilih, jereng.. jereng.. (mata kali jereng!!) Pilihan terjatuh kepada... MAS-MAS PESANTREN!! Yaa.. selamat..selamat!! akhirnya dia memutuskan untuk berbicara kepada mas-mas pesantren tersebut.
Si Gagah nan Tampan : Bang, nunggu bus sanggarudang juga??!
Mas-mas pesantren : iya.. nih,,
Si Gagah nan Tampan : kok lama yaa bang?? Jadwal seharusnya jam3kn yaah? Kok blum ada tanda-tanda??
Mas-mas pesantren : wah, gtau juga deh, namanya juga indonesia, wajar kalau ngaret! Ade nunggu bus ini jg?? Mau kemana?
Si Gagah nan Tampan : iyaa, saya mau ke padang sidempuan.
Berhubung si gagah nan tampan sudah lupa apa saja isi perbincangannya, singkat cerita, jam sudah menunjukkan pukul 18.00. barulah bus mulai bertolak!! ngaretnya bener-benar gak kira-kira! Sangat menakjubkan, ingin rasanya marah, tpi ada 2 faktor yg menghalanginya, selain sedang dibulan puasa, orang yg dimarahinpun bukanlah anak-anak bocah, melainkan 2 kenek bus, dan 1 supirnya! Bisa-bisa gak nyampe kampung gw, udah gak nyampe, bonyok pula dihajar mreka bertiga, pikirnya.
Saat itu dia memilih tempat duduk yg di aisle, bukan dipinggir jendela, tapi dipinggir koridor, tepat 1 kursi didepan pintu belakang. Si gagah nan tampan berpikir klo nanti dia pegel, dia masih bisa berdiri untuk relaksasi. Karena dia mengira masih banyak bangku yang kosong saat itu. normalnyaa dia akan sampai di kampungnya 8 jam dari waktu keberangkatan, yaitu sampai kira-kira pukul 2 pagi, namun dia memundurkan prediksinya sampai jam 3 atau 4 pagi, dan berfikir akan sempat untuk mengikuti sholat idul fitri.
15 menit sudah bus berangkat, si gagah nan tampanpun kaget! Karena tiba-tiba busnya ngetem di depan pasar!! Tidak!! Oh my god!! Teriaknya dalam hati. Sang kenekpun berteriak nama-nama kota yang akan dilewati oleh bus ini, dan beberapa penumpangpun masuk, kurang lebih 10 menit sudah si ”Sanggarudang” ini ngetem, akhirnya jalan juga, dan meninggalkan kota Pekan baru. Bukan kue apem atau juga buah apel! Melainkan mungkin si gagah nan tampan memang lagi apes!! Ternyata si ”sanggarudang” ini selalu berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang! (yaiyalaah.. masa nurunin penumpang sambil jalan??!) maksudnya, perkiraan saya, bus ini akan jalan terus non-stop sampai kota tujuannya.. namun ternyata tidak, bus ini berperilaku layaknya kopaja atau metromini yang ada di kota Jakarta! Walaupun dirinya ini seorang yang gagah dan tampan, tetapi hatinyapun bisa hancur, karena sedih dengan nasib yang dialaminya saat itu, dan muncul pertanyaan, ampe kapan nh gw nyampe padang sidempuan?? Mungkin 2 harian kali yaa?! Na udzubillahimindzalik! Kesal dengan situasi, merasa dipermainkan dengan suasana, dia jadi teringat paket panas yg terdapat di restaurant-restaurant siap saji yg tersebar diseluruh indonesia, bedanya yg restaurant-restaurant suguhkan itu adalah makanan-makanan yg panas dan lezat, sedangkan sanggarudang menyuguhkan hati panas, kepala panas, dan suasana yang sangat panas! Namun, lagi-lagi, beruhubung dia adalah pemuda yang gagah dan tampan, pikirannya tetap dingin dan jernih, dia coba untuk meredam segala rasa panas itu dan berusaha untuk tdur, berharap bangun-bangun sudah sampai di tempat tujuan.
Mbeeek... eyaaaa.. kukuruyuuuk.. si gagah nan tampanpun terbangun mendengar bermacam-macam suara tersebut, dan ia mencium aroma bau yang kurang sedap. dilihatnya jam tangan, kurang lebih 2 jam saja dia tertdur! Tiba-tiba si gagah nan tampan kaget! Karena melihat ada ayam dan kambing yang hadir disebelah kanannya, dan bayi rewel yang digantung melintang di koridor. Si gagah nan tampan tercengang, aku istigfar, jangan-jangan dia terjatuh dan masuk kandang kambing. Apakah ini fakta terkini? atau itu smua hanya imajinasinya! Karena baginya hal ini sungguh sangat mencengangkan! Ditarik nafasnya dalam-dalam, kucubit-cubit kulitnya sendiri, masih sakit terasa, untuk memastikan, ingin dia cubit orang disebelahnya, tapi takut ditampar! Jadi gk jadi,, lalu sekali lagi diambil nafasnya dalam-dalam dan bersiap-siap untuk menerima cobaan yang berikutnya. Ternyata, bukan sulap bukan sihir, smua suara-suara dan aroma itu ternyata memang nyata. Wallahualam, hanya tuhan yang tahu apa yang sedang terjadi dalam pikiran si gagah nan tampan. Dia berusaha untuk stay cool, walaupun dia sadar kalau dia memang sudah cool. Dengan perlahan dia lihat sekelilingnya untuk memastikan bahwa dia tetap berada di jalan yang benar dan mencari tahu apa sajakah hal-hal misteri tentang bus ini yang belum diketahuinya, dia berfikir sejenak dalam dirinya, kalau ada bayi pasti ada orang tuanya, kalau ada kambing, pasti ada pengembalanya, kalau ada ayam, pasti ada peternaknya. 5 menit dia melihat alam sekitarnya, lalu dia menyimpulkan, bahwa bus ini adalah bentuk yg berbeda dari kantong ajaibnya doraemon. Kenapa eh knapa?? Karena bus ”Sanggarudang” inipun tidak kalah lengkapnya dengan kantong ajaib si doraemon. Dari seorang mahasiswa yang kuliah diluar negri (ehem..ehemm..) sampai supir bus dan kenek-kenek yang jarang mandi, ada juga kambing bandot sampai bayi yang baru bisa menangis. Bahkan bukan tidak mungkin disitu jg terdapat pak camat, atau mungkin ada kepala desanya juga, mungkin jg ada yang buaya darat, atau muka tembok?? Dari jidat lebar sampai mata belo, dari bulu ketek lebat sampai kepala botak,, Sungguh lengkap, unik dan menarik. Dia merasa sedang berada di dalam toserba (toko serba ada).
Dikarenakan saking banyaknya perasaan-perasaan yang bercampur aduk di kepala, maka si gagah nan tampan memutuskan untuk pingsan! Agar tidak stress!!
Suara mesin buspun berhenti, satu persatu penumpang keluar dari bus, mataku sedikit demi sedikit mulai mengintip, hatiku bertanya-tanya, sudah sampaikah aku di padang sidempuan?? Si gagah nan tampan melihat keluar jendela, namun tak jelas, karena diluar masih sangat gelap. dia lihat jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 5 pagi. Harapannya semakin berkembang, berharap dia sudah sampai di kota tujuan dan mengakhiri petualangan yang penuh mistis ini. Sesadarnya, ternyata dia hanya berhenti di tempat peristirahatan! TIDAK!! OMG PDA!! (oh my god, please dong ah!!) WTF!! WTA sampai WTZ!! disebutkannya satu persatu tanpa ada yg tersisa. Amarahnyapun tak dapat ditahannya lagi, ingin rasanya meledak dan berteriak, lalu dia mendatangi ketiga tersangka pelaku, supir beserta keneknya agar meminta pertanggung-jawaban dan kalau perlu main kasar! Karena dia pun sadar kalau dirinyalah si gagah nan tampan! Percakapanpun dimulai.. jejeng-jejeng..
Si Gagah nan Tampan : bang, udah dimana nh?? Kira2 berapa lama lagi kita sampe?
Abang supir : 2 jam lagilah, makan dulu kau! kita sudah di tapanuli selatan dek!!
Si Gagah nan Tampan : Tapanuli selatan itu luas BEGO, TOLOL!!
Namun, percakapan terakhir ternyata hanya di dalam pikiran saja (haha.. ketipu deh lo!!). Berhubung saat itu ingatan saya masih sangat baik, dan sayapun orang yang baik, maka saya teringat akan guru ppkn saya waktu sd yang mengajarkan tentang pengendalian diri, toleransi dan rajin menabung. Maka, sebagai seorang pelajar yang baik dan benar, dia mencoba menerapkan hal itu dalam diri saya saat itu, dan syukur alhamdulillah berhasil, itupun setelah dia melihat muka 2 orang kenek yang garang dan 1 orang supir yang lengannya besar. Setengah jam berlalu, waktu sudah pukul 5.30. secepat kilat si gagah nan tampanpun terhanyut dalam buaian mimpi.
Kurang lebih pukul 08:00 pagi, sang kenek meneriakkan kata-kata sudah sampai padang sidempuan berkali-kali. Hatinya gembira.. riang tak terkira.. namun masih curiga, di belahan manakah terminal bus ini?? Karena dia benar-benar sama sekali tak mengenali tempat itu. Lalu dengan bermodalkan pulsa yang pas-pasan, dia menelpon ayahnya, menanyakan siapakah yang bersedia menjemputnya?? 1 jam menunggu, sang pak supirpun ahmad (bukan nama sebenarnya) akhirnya datang juga menjemputnya dengan berpakaian rapi seperti habis sholat id. Lalu saya tersadar, bahwa saya melewati sholat idul fitri tahun itu!!
Selidik punya selidik, ternyata sang supirpun meninggalkan sholat idul fitri tahun itu, dengan alasan menjemput si gagah nan tampan,, namun benarkah itu alasannya?? atau memang yg disengaja?? hahaha... hanya dia dan tuhanlah yang tahu. wallahualam. :D
No comments:
Post a Comment